ShoutMix chat widget

Pages

Senin, 03 Januari 2011

Menaklukkan Puncak Pas dengan Mesin Kecil VW Touran

Ketika diajak untuk menjajal VW Touran ( 15-16 Juni ) dengan rute Jakarta-Bandung Jakarta, Kompas.com langsung teringat akan ucapan Andrew Nasuri. "Ini mobil mesinnya kecil, tapi tenaga sangat besar. Saya pernah mengemudi di Autobahn (Jerman) bisa menembus kecepatan 218 km/jam," bilang CEO PT Garuda Mataram Motor, selaku ATPM VW di Indonesia.
Meski GMM sendiri mengklaim kecepatan maksimumnya 198 km/jam. Apa benar, mesin berkapasitas 1.390 cc (1.4L) TSI, 4 silinder DOHC bisa melesat secepat itu? ketidakyakinan Kompas.com kian tebal mana kala dalam satu mobil masih ada lima rekan media lainnya.

Kemampuan mesin sama dengan yang 2.3L Ketika meluncur dari markas GMM di Jln. MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur menuju pos I di pompa bensin Ciawi, kehandalan tenaga belum teruji lantaran melintasi jalan tol. Dan mobil dikemudikan rekan yang lain. Barulah rute menuju check point II di Puncak Pas, giliran Kompas.com yang berada di belakang kemudi. Di situlah keraguan sebelumnya akan kemampuan MPV 7 penumpang itu pupus.

Jalan tanjakan dilibas dengan mudah. Padatnya lalu lintas masih bisa menyalip satu atau dua kendaraan sekaligus. Sekalipun ada kendaraan dari depan berjarak sekitar 150 meter. Sebagai pengemudi begitu yakin menyalip karena ketika dibutuhkan tenaga yang besar segera didapat.

Padahal, mobil menggunakan transmisi matik. Bisa juga dipindahkan ke model transmisi manual karena girboksnya dilengkapi tiptronic system. Sudah begitu, perpindahan tiap giginya sangat halus. Ini lantaran transmisi sudah mengusung teknologi Dual Clutch Gearbox. Apalagi ditambah dengan Dual Sequential Gearbox (DSG), pemindahan jadi lebih halus dibanding dengan transmisi otomatis biasa.
Kembali ke soal tenaga yang dahsyat tadi. Mesin 1.4L menghasilkan tenaga 170 PS karena dilengkapi TSI (Twincharger Stratified Injection) plus direct injection. Jadi, Touren ini punya kemampuan sama dengan mesin 2.3L non-turbo. Dengan teknologi twincharger - turbocharger dan supercharger - yang bekerja secara seri, tenaga besar didapat sejak putaran bawah sampai atas.
Tak heran, saat dalam perjalanan pulang, Kompas.com yang kembali mengemudikan mobil asal Jerman yang sudah rakitan dalam negeri ini, sebentar mencapai kecepatan 190 km/jam dan pedal belum mentok. Hanya, saat itu (pukul 18.00) lalu lintas cukup ramai dan coba melakukan "lane Changing" dengan kecepatan antara 70 km/jam sampai 90 km/jam, goyangan mobil kecil sekali dan penumpang tetap duduk nyaman.

Bunyi "ngelitik" Keyakinan melakukan manuver cukup tinggi lantaran didukung sistem penghenti laju yang bagus. Ketika kaki menyentuh pedal rem, sudah bekerja dan tidak ada 'speleng'. Ini berkat remnya sudah menggunakan ABS dengan EBD dan BA (brake assist). Hanya, ada yang sedikit membuat penasaran, terdengar seperti suara ngelitik dari mesin. Kejadiannya ketika putaran mesin di kisaran 2.500 rpm. "Oh, bukan ngelitik. Bunyi itu tanda peralihan dari supercharger ke turbocharger," jelas Andrew Nasuri. Selain tenaga yang besar, Touran juga punya torsi dahsyat.

Bayangkan, dengan 220Nm diraih pada putaran rendah 1.500 rpm. Kondisi seperti ini hanya bisa dicapai pada mesin diesel. Dengan tenaga yang besar bukannya konsumsi bahan bakar boros. Justru TSI diciptakan untuk mengirit bensin. Pantas kalau dinobatkan sebagai Best New Engine of 2006. Makanya, Touran diklaim bisa menempuh 14 km untuk satu liter melalui jalan kombinasi. Memang, ada satu mobil yang diisi full dari Jakarta (kapasitas 60 liter), tidak mengisi. Padahal, ketika pergi melalui puncak boleh dibilang agak ngebut. Pantas kalau Toure dihargai Rp395 juta karena yang dibeli di sini kecanggihan teknologinya.


Penulis: SBT

0 komentar: